SALAM JARI DARI BUI



Sebelum adzan isya, saya mesti menyudahi obrolan sekalian menandaskan secangkir kopi di rumah kawanku sebelum berpamitan pulang. Sebab sepengetahuan istri, saya masih jaga parkiran sendal di Masjid Kota Timur, Palur ~ padahal sudah lincakan di rumah kawan di Serengan, Solo.

Yang namanya dolan tanpa janjian, mana sempat menyangka akan ada oleh-oleh. Kenyataannya ada sebuah buku cetakan baru yang dititipkannya untuk beberapa kawan lain, termasuk saya. Oh, ini kesaksian jurnalis yang dituliskannya sendiri menjadi buku setebal 210 halaman rupanya. Dan merampungkannya sebagai bacaan di rumah tidak membutuhkan durasi panjang sebagaimana menonton film-film India. Selesai ~ kemudian merenungi kesaksian buku ini sebentar.

Dengan renungan itu saya nyaris tergelak tapi sulit. Sebab hukum negeri ini kerap digembosi dengan oknum-oknum kelas kakap dan kelas teri. Kalau wajahnya sudah nglomprot begini, standar hukum yang benar dan salah bisa digiring sesuai isi dompet tuan-tuan sendiri.
-----
Penegak hukum yang jujur masih ada di negeri ini, yang doyannya duit halal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATANYA ORANG PINTAR

Solo Menurut Kartunis

Gembira Menanam Pohon