Postingan

Menampilkan postingan dari November 6, 2017

Kamboja-Kamboja Kampus

Gambar
Kamboja kampus merontoki kaki-kaki bohemian Kemilau putihnya ditagih ajal, terserak modar tidak karuan Tidak ada pesona yang awet, tidak ada wangi yang selamat Remukan jasadnya tidak dikenali matahari, modarnya dilupakan masa Layaknya idealisme yang nasibnya kadaluwarsa Rupanya satu hal saja yang awet dari masa ke masa Cinta yang kejam ------------------------------------------ Lelaki penghayat sore.

Primadona Desa

Gambar
Pemandangan desa-desa di bawah itu memantulkan kelakar bebas bagi kami yang menunggu keberuntungan sebagai fotografer amatiran, yaitu menunggui waktu-waktu yang musykil ketika garuda jawa melintas dari atas sini - puncak Candi Sukuh. Konon, terlihatnya sebagai populasi yang sukar dimengerti sebagaimana auman macan lawu dari kejauhan hutan yang dikesankan primpen. ---------------------------- Sembari kawan mengobrol soal motor Jepang yang bandel memuncaki lelerengan itu, saya pilih menyoal cara gadis kemayu mengimitasi budaya molek modern dari atas bukit kubis demi merayakan citra primadona seksi dihadapan lelaki khayalinya. Bersama kekasih bergulingan di kubis-kubis dan kebun wortel, kemudian bersantap sate kelinci rasa daging ayam dan minum teh campur obat kuat. Oh! Asal sebatas khayalan itu masih lelucon saja bukan? ---------------------------- Kumpulan mahasiswa kempes yang berjejaring dengan romantisme dan ekspresionisme.

Tidak ada asmara di Candi Sukuh

Gambar
Terang hari di gunung tetap saja dirambati hawa adem. Dinginnya itu merongrong lubang telinga dan lubang hidung meski dilawan plesteran salonpas. Bahkan saking semribitnya, tembus ke pori-pori ketiak dan selangkangan yang statusnya masih milik pribadi itu. Pengantar imajinasiku mengatrol syaraf sensual yang tidak-tidak, gara-gara salah tafsir soal angin gunung dan prakiraan cuaca. Namun semua godaa n itu terkondisi mampet, sebab suguhan teh panas malam-malam dari tuan rumah yang ikhlas cukup memadamkan gejolak lelakiku yang hampir sinting. Oh, gembira sekali! Tuan rumah masih mempersilahkan kami berwudhu di belakang rumah untuk bershalat isya. ---------------------------------------- Ada empat mahasiswa yang menjajal peruntungan baik di hari petualangannya itu. ---------------------------------------- dan kami beruntung bermalam di rumah salah satu warga yang seekor wedhusnya pernah diseret macan lawu. Isi perutnya berantakan, digado mentah-mentah oleh mbah loreng itu. -------------

Burjo dan Drakor

Gambar
Kalau burjo langgananku libur, mesti kok pas nasibku jalan kaki ke sana, dan rupa melasku turut terbawa pulang saat terpotret istri yang baru saja selesai berasyikan menonton drakor dengan kuota bonusan. Ada yang belum ngerti drakor? Itu lho, mas dan mbak bro... Dra-ma-Ko-re-a. ------------------------------------------ Solusiku, menggoreng telur dadar yang gede untuk mengabaikan burjo dan drakor. ------------------------------------------ Ternyata, solusi itu gagal. Cadangan telur-telur di dapur sudah habis. ------------------------------------------ Pagi-pagi senewen.