Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Sejenak Klanis

Jam tiga pagi ini seperti dilempari hujan es batu. Tapi sore tadi lain, tanduran pari yang lemu-lemu rampung dibabat habis konco tani. Sebutan konco tani dipopulerkan Ki Narto Sabdo melalui sinden-sindennya. Asyiknya, hujan malam ini dan sore tadi masih serangkaian nostalgia lagu-lagu Kla Project bagi saya. -------------------------------- Satu Kayuh Berdua

Tetangganya Kuburan

Nasib rumah dokter yang tembok belakangnya mepet banyak nisan itu dihibahkan untuk fasilitas keagamaan. Perkara yang diputuskan karena serangan demit gentayangan menjadi penyebab rumah itu ganti status. Tiga deret tetangganya pun lama minggat dari teror yang serupa. Total, empat rumah cuma diisi belukar angker tanpa tuan dan nyonya yang mengelap kaca-kaca penuh tai lalat. ---------------------------------------------- Seorang ustadz yang hendak menghuni rumah hibah itu terberitakan dari warung sembako sampai ke pengudap kacang sukro di warung rokok. ---------------------------------------------- Sebagai pengamat klenik Indonesia, rasanya saya tidak sabar bertamu.

Mendadak Imam

Rupanya kesan serba bisa itu kadung melekat pada setelan kopiah, gamis, dan sarung. Giliran imamnya tidak ada, makmum yang gegar pemahaman berubah cemas. Setelan paling mlitit jadi pelampiasan, didorong-dorong sampai nyaris terjungkal menuju mihrab imam yang menggaung microphone-nya, jedung-dung-dung-dung... ------------------------------------ Ngajak gelut mas?

Setengah Manusia

Indahnya cari kopi warungan, sekalian dititipin kawan lama menenteng marimas serenteng. Sampai di tangannya ku kira jadi es marimas. Kenyataannya lain rasa, citranya jadi oplosan ciu Bekonang sebelum akhirnya digaglak dengan kewarasan setengah manusia. --------------------------------------------------------- Terdengar kumandang bilal dan pemandangan lain dari congor peminum yang menjawab adzan. ---------------------------------------------------------- Oh... Jidat, hidung, d an lagi-lagi congornya menempel karpet masjid yang belum disikat sabun antiseptic. ---------------------------------------------------------- Malaikat tak pusing mencatat, manusia pusing mencacat.

Untuk Mariah Keri

Ini lazimnya orang, bahwa maksiat yang perlu ditaubati itu yang berurusan dengan bui saja. Seperti korupsi, curanmor, mama minta pulsa, dan mirasantika misalnya. Lalu bagaimana dengan mengupil yang ditempel liar pada gagang pintu ATM, dan gagang-gagang lainnya? Memang, kalau sampai itu mengenaimu tidak mungkin menimbulkan suara “mak plekenyik” atau bunyi lainnya, namun dikhawatirkan rentan memicu gesekan sosial horisontal. Kalau melihat dampaknya yang berleb ihan itu, pengupil jahiliyah digolongkan bermaksiat apa bukan? Dari sini terlihat gap yang tegas antara pengupil jahiliyah dengan pengupil yang tercerahkan jika terfatwakan secara luas dan komplit di republik ini. ---------------------------------------- Jika demikian, tuan-tuan yang merakyat itu sudilah kiranya jalan-jalan studi banding ke negara yang infrastrukturnya terkenal bersih dari tangan-tangan nggratil. Mumpung jaman sudah edan, larangan mengupil secara liar perlu digodog sebagai regulasi terkejam di republik ini. -------

Gaya Bahasa Pinggiran

Kadang saya ini resah kalau di-add cah ndakik koncone koncoku, beberapa yang tak konfirmasi, sebentar kemudian unfriend. Sebab begini, konco anyar ini bukan konco lincakan saya di luar medsos. Rupanya dengan membaca gaya bahasa saya di medsos membikin mereka terkecoh menilai, lalu menggolongkan orang sewenang-wenang. Gunjingan itu sampai ke telinga kawan, saya prihatin dengan tipe orang berpikir grusah-grusuh begini. ------------------------------------------------- Memang, g aya bahasa saya bebas. Bukan gaya bahasa santri, bukan gaya motivator, penulis esai, wartawan, atau pepatah bijak, meski dulu saya menulis materi untuk khotbah Jum'at atau kultum Ramadhan bagi kalangan intern yang bukan nahdliyin ~ namun gaya bahasa khotib itu tidak lantas terbawa di medsos, dan tidak lantas menulis itu kemudian sah disebut religiuskan? Itu belum jaminan mutu. Sebab saya tahu kadar nilai diri, paling jujur ya tampil berelasi sebagai tukang sketsa yang pluralitas ~ bedakan dengan pluralisme lho

Catatan Lewat

Selembar kertas untuk satu Ide kartun opini yang menggelikan sekaligus menohok, itu berat. Apalagi kartun itu bisa membuat seluruh golongan tergelak sekaligus mengamini pesan-pesan perlambang yang diusungnya. Saya kerap tumpul disitu. --------------------------------------------------------------------- Banyak baca buku tidak menjamin encer, perkara visualisasi itu lain. --------------------------------------------------------------------- Membuat orang tergelak sekaligus mengamini. Bukankah itu perkara yang rumit? * Persatuan itu cuma harmonis di tataran ide saja, Bona. Dalam praktiknya dijegal atau menjegal. ------------------------------------------------------------- Kata Rong Rong sebelum berpisah dengan Bona. ------------------------------------------------------------- Pembaca Bona rindu Rong Rong. * Ceritanya menggertak hukum dengan pangkat, motornya yang tidak bersurat dilepaskan dengan hormat. ---------------------------------------------------------- Hirukpikuk yang mengindo

Penunggu Angkot Jurusan Pasar Jongke

Dicurhati PSK Setengah Tua. ------------------------------------------- Bersepeda ria sudah saya lakoni sejak kelas 1 MTs, namun cabang olahraga genjot harus berakhir sampai semester akhir perkuliahan saja. Sebab nasibnya diangkut tukang rongsok karena ibu mengira itu tidaklah berfaedah bagi cabang olahraga genjot yang saya galakkan, sepeda seharga Rp. 200.000 itu diganjar Rp. 20.000 saja! Saya sedikit stress dan langsung daftar fitness – betah seminggu karena otot bisep dan  trisep tidak kooperatif ketika harus jungkatan. Selesai Subuh, start dimulai dari Luwes Palur menuju Halaman ASDI yang saya prakarsai sendiri sebagai garis finish. Tinggal jalur pulang melewati rute yang berlawanan dengan arah berangkat, yaitu lewat jalur Bekonang. Tidak lupa, sarapan soto Kalilarangan yang ditunaikan ketika arah pulang menjadi ritual segar yang wajib. ------------------------------------------------------------------------ Tetapi, ada satu peristiwa saat bersepeda yang membuat saya gagal nyoto. S

5+10=15 Jitakan

Catatan Kursi Malas ------------------------------------ Pertama kali dijitakin guru tahun 1989. Setiap salah jawab soal matematika, mesti dijitak! 5 soal dijawab salah sama dengan 5 jitakan, 10 soal dijawab salah sama dengan 10 jitakan! 5+10=15 jitakan. Dan hanya satu murid yang diperlakukan seperti itu di kelas, yaitu saya. Itu membuat saya menangis sekaligus dendam kepada ibu guru itu. Sejak itu Matematika menjadi menakutkan bagi masa kanak-kanak saya. Akhirnya ketakutan m enjawab salah, hingga PR Matematika tidak pernah saya garap. Nasib nilai ulangan nol semua, dan saya dijitakin lagi. Teror itu dilakukan setiap jam pulang sekolah, saya ditahan guru supaya tinggal sendiri. Dan Abang becak jemputan hanya bisa memelas dari pintu kelas, menonton saya dijitakin. Sesekali kepala saya puyeng ditinju bagian atas. ------------------------------------------------------------------------------------------ Orang tua tidak pernah percaya dengan protes saya itu. -------------------------------

Kere Hore

Kalau piknik, saya kerap bawa nasi banyak dalam kotak Tupperware warna ungu. Kalau pas jajan di tempat elite, sangat berguna untuk meledek porsi jajan kaum modernis yang sok jaim. Tapi kalau jajannya di tempat ndesit, sangat menegaskan teritorial saya sebenarnya! ------------------------------------------------------------------- Dirgahayu Kere Hore.

Menghibur Kawan

Saya sulit yakin diceramahi kawan wirausahawan yang sebetulnya tanpa dia bangun usahapun sudah kaya dari simbahnya. "Gagal itu ujian, pokoknya action dulu! Modal rasah dipikir!" -------------------------------------------------------------------------------------------- Kalau sudah gitu, saya tertawa lepas. Selesai tertawa malah dituduh ngece. -------------------------------------------------------------------------------------------- Akhirnya, saya manggut-manggut setuju. ------------------------------------------------------------------ Menghibur kawan.

Hai Buruh Berkerah Necis!

Apapun sektor usaha baru yang dikatrol dari nol lagi, asasnya menuju nilai-nilai manfaat ~ bukan pangkat. Apa yang ada di benakmu, hai buruh berkerah necis? Lihat itu bakul serabi belasan tahun yang di matamu tetap sebagai bakul serabi pinggiran. Itu baru satu dari beberapa booth yang digagasnya, yang sudah saatnya mikir melahirkan grup-grup usaha di bidang lain selain serabi. Penting untuk melahirkan alat produksi lain ketika usaha pertama sudah berkuku, sehingga terbuka jalan lebih luas untuk membidani gerakan sosial lebih banyak lagi. Sebab usaha yang gemilang tidak melulu uang. Tapi hati yang lapang. ------------------------------------------- Menghibur diri.

Bukan Film Unyil

Berita Palur dan Sekitarnya ------------------------------------------------- Ibu penjual nasi pecel itu mencegat perempuan paruh baya yang keliling jualan kosmetik. Nampaknya mereka ini sudah akrab betul. Kepada ibu penjual nasi itu, yang dijual bukan kosmetiknya. Melainkan VCD hohohihek Indonesia. Keseruan dua ibu yang terang-terangan itu membuat narasumber pura-pura sibuk memilih gorengan, menutupi kikuk. Bahasa kode yang dicatat narasumber: “Nggowo film unyil ora bu?” “Wah, ora nggowo bu. Sesok tak gawakno!” “Sing Indonesia lho, yo!” “Nek ono yo, bu!” ------------------------------------------------- Iki terus nasionalisme sing piye jal?

Piknik Nonton Rusa

Gambar
Foto piknik dan foto kulineran tidak bisa menjadi indikator bahwa pelakonnya adalah manusia-manusia syukur paling bahagia, misalnya tidak punya masalah permodalan, utang-piutang, kesehatan pencernaan, sengketa cinta dan hubungan sosial. Contoh paling dekat ya saya ini, piknik nonton Rusa dan foto bersama Doraemon lalu meng-upload-nya adalah tips melupakan sejenak nota-nota warna pink di dalam dompet. -------------------------------------------------------------------- Di balik topeng Doraemon yang tertawa itu, sesosok perempuan sedang melakoni derajat ketabahan yang menggembirakan perut-perut kecil di rumahnya. Anak-anaknya!

Jaman Tongkat Selfie Belum Terciptakan

Gambar
Jaman tongkat selfie belum digagas penemunya. Soal motret beginian, saya cukup pake jempol kaki sebelah kanan.

Jurus Berselfie

Gambar
Sebelum tongkat selfie ditemukan, saya belajar tenaga dalam. Jurus kamera mengambang warisan Jaka Sembung lumayan saya kuasai.

My Trip My Adventure

Gambar
Andai saya tahu duluan, kalau kaos 'my trip my adventure' bakal populer di masa depan, foto saya bakal tidak seserius ini.

Ajakan Berfoto

Gambar
Ketika itu ajakan berfoto serupa ajakan piknik. Mesti janjian dulu. Yang kalau dibatalkan atau diundur sehari saja, tukang janjinya bakal ditagih serius dan ditunggu-tunggu sampai memble.

Sarung Tenun Pemberian Istri

Gambar
Yang aku tunggu keasyikan dari bluejeans baru adalah bukan barunya, tapi kapan ambyarnya. Ketika mulai ambyar, statusnya berubah menjadi celana paling favorit. Hikmahnya, sarung tenun pemberian istri dari desa menjadi bermakna di waktu-waktu yang rukun menggemakan syariatNya. Semakin menganga celana yang ambyar di dengkul, semakin merubah status sarung pemberian istri menjadi kado paling nyunnah di antara kado-kado lainnya. -------------------------- -------------------------- --------------- Sorry bro, ane bukan corong liberal.

Hai Bujangan!

Gambar
Waktu masih bujang, rasa-rasanya saya pernah mengalami kecemasan juga, dan itu lumrah. Mengingat usia sudah 30 tahun tapi masih menjomblo juga, bab ini menjadi kemelut dan bahan pemikiran saya tersendiri. Apakah sudah saatnya, hamba membuka hati dengan janda lincah ya Tuhan? -------------------------- -------------------------- -------------------- Aku sudah berusaha teman, model rambut sudah kayak vokalis De Nasib, pakai baju kayak ustadz biar kelihatan religius, tapi apa coba? Saya malah dibilang pencitraan, sok Fahri-lah, sok Azzam-lah, sok ayat-ayat cintalah... Aku kan malu.

Babakbundas

Gambar
Selesai prosesi walimahan nikah, pertanyaan paling menyebalkan tapi umum adalah pertanyaan model begini: "Gimana-gimana? Gimana malam pertamanya?" Terus terang saja, saya terheran-heran dengan penanya model begini. Saya malah balik merenungi mereka-mereka ini. Apa kalau hajatan selesainya malam, apa ya mereka-mereka dulu itu langsung pada pethakilan kayak wedhus bercinta gitu to? Yang mungkin saja  panitia belum bubar dan sanak famili masih ngemil kacang sukro. Oalah, masbro dan mbakbro... Halal yo halal, gek-gek modelmu mbien tibakne babakbundas ngono kui to? Opo yo raono wektu liyane to mas-masss... -------------------------- -------------------------- -------------------------- ------ Nek aku ora, hanek koe piye bro... Babakbundas?

Konferensi Meja Gembira

Gambar
Konferensi Meja Gembira -------------------------- -------------------------- -------------------------- ------- Di meja ini, dulu sekawanan lelaki muda membangun chemistry dengan secawan kopi ataupun teh. Ditambah sekumpulan kaum hawa menggelar jajanan dengan cerita-cerita diskonan teranyar. Saya menyebutnya "konferensi meja gembira" sebab kebutuhan kawan duduk di sini ialah membagi hal-hal urakan y ang menggembirakan. Keseriusan siang hari tidak laku di meja ini. Kecuali jika rembulan mulai muncul, meja ini menjadi tempat mengobrol dari soal asmara sampai ajian jaran goyang. Ketahuilah kawan, malam yang menggamit adalah siang bagi muda-mudi penyandang rindu. Lalu kemana kabar pemuda itu ya? Ceramah saya belum dibayar.

Jangan Simpan Dalam Dompet

Gambar
Penghuni kantin dekat toilet ---------------------------------------------- Demi bisa melihat Ibu BP ku yang hitam manis. Aku bersabar di antara aroma soto dan Wipol. Mengoles Rhemason biar dikira rapuh ------------------------------------------------------------- Pindah ruangan dari kelas kimia ke ruangan UKS adalah puncak filsafat calon anak IPS. Ana khilaf ------------------ Tiga Tahun di Madrasah Tsanawiyah, saya hanya tahu ana, antum, dan tafadhal. Itupun kebolak-balik.

MARI MENGABAIKAN LUKA

Tidak sengaja saya dipertemukan konco lawas, usia kami terpaut jauh. Beliau ini, dulunya pengusaha necis di bidang jasa printing dan konstruksi media luar ruang. Cakap di bidang komunikasi, pemasaran, dan lihai bab perpajakan. Saya sempat dolan di gedung hak miliknya yang berisi alat-alat produksi senilai ratusan juta waktu itu. Kami berdua suka membual tentang dampak periklanan bagi daya beli masyarakat yang sebelum dan sesudah terkena imbas iklan. Mengenang omong kosong ala  biro iklan ternyata mengasyikkan betul. Tapi kini, semua kecemerlangannya sebagai pengusaha sudah raib. Yang tidak ikut-ikutan raib, cuma kegayengan kami berdua sebagai konco lawas. Orderan senilai milyaran macet tagihannya dibeberapa nota. Berikutnya, gedung, rumah, mobil, dan investasi lain disita bank. Nampaknya, kini sehari-harinya begitu rumit pekerjaannya. Di usianya yang sebentar lagi 60 tahun, Insinyur teknik yang mulai beruban banyak ini melukiskan pikirannya: "Mas Ageng, di usia yang seperti ini, s

Piknik Ke Toko Buku

Gambar
Membayar buku-buku untuk koleksi pribadi seringkali gagal. Digagalkan buku-buku cergam lain, semisal seri Frozen dan Little Pony kesukaan Gendhis. ---------------------------------------------------------------------- Kini saya pembaca Little Pony paling radikal.

Tips Menunda Kantuk

Untuk menghilangkan kantuk berat, saya memakai tips ini: Buka saja youtube, kemudian pilih tontonan yang membuatmu emosional. Yaitu tontonan yang mampu memancing emosimu marah-marah, atau tontonan yang bisa mempengaruhi emosimu menangis, dan alternatif lain yaitu tontonan yang membuat emosimu terpingkal-pingkal ndak karu-karuan. --------------------------------------------------- Yang biasa saya tonton di youtube untuk mengusir kantuk yaitu: kick boxing yang berdarah-darah, r ekaman amatir perkelahian jalanan, video singa - buaya - ular yang memangsa manusia, rekaman begal yang bonyok dihajar massa, dokumentasi sulap gagal, video amatir penampakan pocong, just for laugh, Charlie Chaplin, Mr. Bean, video prank and trap, talkshow soal-soal yang inspiratif. -------------------------------------------------- Atau adegan-adegan film yang membuatmu terharu: saya baru saja selesai menonton film lawas Siti Nurbaya, dan saya sesenggukan pas adegan Samsul Bahri hancur hatinya menatapi tahun kela

Teh Pasar Depok

Selesai asharan, saya sendirian ngeteh di pasar depok (pasar burung). Maksudnya biar nglaras dihibur burung yang mengoceh. Sembari nyruput teh, sesekali satu perempuan yang nunut jualan di angkringan yang hendak tutup ini mengajak saya nggedebus ngalor ngidul ra karuan. Usianya 45 tahun, dan anak lelaki satu-satunya sedang mencari jodoh. Ibu ini mengaku janda yang tidak mau menikah, tapi punya brondong baru berumur 32 tahun. Saya tergelak dengan keterbukaannya. Siang ini dia  dapat BBM dari kawan sebayanya yang minta bantuan. Yaitu minta bantuan dicarikan brondong. ----------------------------------------------------------------------- Dan menurut ibu itu, saya cocok dijadikan brondong buat kawannya itu.

Tongsengisme

Tentunya netizen gregetan, bersamaan dengan tragedi kemanusiaan yang faktual itu, pada saat yang sama menyerbu pula foto-foto hoax dari sumber lain yang seolah berkaitan, padahal tidak. Saya jadi khawatir, ceramah kawanku yang anti hoax lagi khusyuk di medsos itu mampet dalam perspektif ruang satu dimensi. Gegara saking khusyuknya, mengkaji dari sumber lain soal fasisme yang menggelar tragedi Rohingya itu bukanlah persoalan yang darurat, tak penting di-multidimensi-kan. Ini a nti hoax yang gawat. -------------------------------------------------------- Menurut alam pikirannya, isme-isme apapun dalam tragedi itu se-hoax foto-foto plintiran. Hanya foto kulineran atau foto sego liwet yang paling layak dipercayai kejadiannya di medsos. -------------------------------------------------------- Ya, sudah. Kalau gitu mending nggagas tongseng saja.

Malam Berkorban

Demit alas dan ular kebon. Adalah dua pembahasan yang itu-itu saja di pos ronda, yang diulangi terus ceritanya. Sampai-sampai para pendengar hapal sendiri-sendiri ujung kejadiannya. ----------------------------------------------------------- Baiklah, kalau bapak-bapak sudah mulai hapal, cerita saya untuk besok baru lain materinya. Mungkin materinya soal kesurupan jin dan jagad pesugihan. ----------------------------------------------------------- *Salam merondai malam takbiran. Menunggu dijagal, rupa-rupanya satu kambing yang mengantri jalan pedang ini terguncang menyaksikan takdir sekawanannya. Bahwa suara kambing yang mengembik menurut guru bahasa itu, sudah tidak lagi cocok untuk Kambing yang traumatis. Kambing ini melolong-lolong, tidak serupa embikan manapun. Betul-betul memelas. Bagaimana perasaan anjing-anjing jika mendengar lolongan itu? Mungkin anjing-anjing balas mengembik sebagai wujud ketakjuban kepada kambing yang melolong. Sebab lolongan kambing itu tanpa kursus gonggo