Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 24, 2017

Untuk Mariah Keri

Ini lazimnya orang, bahwa maksiat yang perlu ditaubati itu yang berurusan dengan bui saja. Seperti korupsi, curanmor, mama minta pulsa, dan mirasantika misalnya. Lalu bagaimana dengan mengupil yang ditempel liar pada gagang pintu ATM, dan gagang-gagang lainnya? Memang, kalau sampai itu mengenaimu tidak mungkin menimbulkan suara “mak plekenyik” atau bunyi lainnya, namun dikhawatirkan rentan memicu gesekan sosial horisontal. Kalau melihat dampaknya yang berleb ihan itu, pengupil jahiliyah digolongkan bermaksiat apa bukan? Dari sini terlihat gap yang tegas antara pengupil jahiliyah dengan pengupil yang tercerahkan jika terfatwakan secara luas dan komplit di republik ini. ---------------------------------------- Jika demikian, tuan-tuan yang merakyat itu sudilah kiranya jalan-jalan studi banding ke negara yang infrastrukturnya terkenal bersih dari tangan-tangan nggratil. Mumpung jaman sudah edan, larangan mengupil secara liar perlu digodog sebagai regulasi terkejam di republik ini. -------

Gaya Bahasa Pinggiran

Kadang saya ini resah kalau di-add cah ndakik koncone koncoku, beberapa yang tak konfirmasi, sebentar kemudian unfriend. Sebab begini, konco anyar ini bukan konco lincakan saya di luar medsos. Rupanya dengan membaca gaya bahasa saya di medsos membikin mereka terkecoh menilai, lalu menggolongkan orang sewenang-wenang. Gunjingan itu sampai ke telinga kawan, saya prihatin dengan tipe orang berpikir grusah-grusuh begini. ------------------------------------------------- Memang, g aya bahasa saya bebas. Bukan gaya bahasa santri, bukan gaya motivator, penulis esai, wartawan, atau pepatah bijak, meski dulu saya menulis materi untuk khotbah Jum'at atau kultum Ramadhan bagi kalangan intern yang bukan nahdliyin ~ namun gaya bahasa khotib itu tidak lantas terbawa di medsos, dan tidak lantas menulis itu kemudian sah disebut religiuskan? Itu belum jaminan mutu. Sebab saya tahu kadar nilai diri, paling jujur ya tampil berelasi sebagai tukang sketsa yang pluralitas ~ bedakan dengan pluralisme lho

Catatan Lewat

Selembar kertas untuk satu Ide kartun opini yang menggelikan sekaligus menohok, itu berat. Apalagi kartun itu bisa membuat seluruh golongan tergelak sekaligus mengamini pesan-pesan perlambang yang diusungnya. Saya kerap tumpul disitu. --------------------------------------------------------------------- Banyak baca buku tidak menjamin encer, perkara visualisasi itu lain. --------------------------------------------------------------------- Membuat orang tergelak sekaligus mengamini. Bukankah itu perkara yang rumit? * Persatuan itu cuma harmonis di tataran ide saja, Bona. Dalam praktiknya dijegal atau menjegal. ------------------------------------------------------------- Kata Rong Rong sebelum berpisah dengan Bona. ------------------------------------------------------------- Pembaca Bona rindu Rong Rong. * Ceritanya menggertak hukum dengan pangkat, motornya yang tidak bersurat dilepaskan dengan hormat. ---------------------------------------------------------- Hirukpikuk yang mengindo