Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 7, 2016

Pak Tino Sidin

Gambar
Mengingat antara tahun 1989 ke 1990, acara Pak Tino Sidin berangsur mundur dari televisi. Padahal, gambar kiriman saya dari Palembang ke redaksi ‘Gemar Menggambar’ TVRI Jakarta belum sempat tampil. Sebenarnya saya bukan penggemar setia acaranya. Saya hanya menggoda! Tujuan saya cuma mau dibilang “Bagus” sama Pak Tino Sodin. Anak kecil yang benar-benar kampret.

Kamar Seram

Gambar
“Sangar Mas! Ada jubah gerak-gerak di luar kaca jendela!” Cerita dari kamar depan yang disulap menjadi kamar kos, dari mahasiswa yang dulu kos seorang diri disini. “Hm, itu belum seberapa,” sambil terkekeh, pengakuan saya tentang adanya “Trinil” malah mendatangkan konsekuensi yang menyebalkan. Setiap malam harus menemaninya tidur, saya dilarang merem sebelum dia duluan yang pulas. Sesudah itu, dengan berjingkat-jingkat, sayapun pindah ke kamar belakang. Begitu seterusnya, sampai dia pilih tidak pulang. Kejujuran adalah mata uang berharga, promosi kos seharusnya adalah “Masih ada kamar seram. Menyerah! Atau istiqomah!” Dari kamar kosong ini, “Trinil” hanya rindu suara mengaji. Mengharukan sekali. 

Gara Gara Kahitna

Gambar
Mengejek ubur-ubur setengah gawat, menggertak kepiting pasir, mengejar lipan laut, menyumpal jalan bekicot air, dan mengisi sepatumu dengan pasir. Seolah hidup isinya sepasang remaja gila yang bercerita cinta Kahitna. Efek Rumah Kaca bilang, "Lagu cinta melulu.” Foto 2011.