Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Hari Ayah Katanya

Gambar
Ketika anak mulai lancar berlari, anak berubah antusias dan susah dipegang. Itu ada Bapak yang migren karenanya. Hari Bapak Momong Anak.

Selamat Jalan Pak Hasmi Gundala Putera Petir

Gambar
Tidak ada foto di antara saya dengan Pak Hasmi (Komikus Gundala Putra Petir). Namun saya turut berduka atas berpulangnya beliau ke haribaanNYA. Tahun 2003 sempat sowan ke rumahnya beliau. Nama desanya sudah tak ingat betul. Juga saya sampaikan salam dari dosen yang dikenali beliau, sebelum akhirnya bersiap hadir untuk membincangi sesi lain dari pameran komik yang di gelar galeri kampus. Sayangnya, dokumentasi pameran “Selamat Siang Komik Indonesia” entah disimpan kawan yang mana. Bagi yang merasa simpan, bisa hubungi saya. Foto beliau jadi sejarah bagi generasi yang masih ada, juga bermanfaat bagi bahan tulisan pegiat komik yang menulis. Selamat jalan Pak Hasmi.

Semangat Avantgarde

Gambar
Dolan ke galeri budaya. Biar anak tidak gegar budaya saat masyarakatnya berbeda isi dan praktik di peradabannya kelak. Mari nak, kenalan dengan spirit manusia avantgarde di galeri ini.

Kopi Bersahaja

Gambar
Bersiap meladeni ajakan ngopi di depan masjid Agung Karanganyar. Menuju angkringan bersahaja yang berjejeran melingkari alun-alun itu. Yang berharga ialah ajakannya, dan kebersahajaan semacam itu mahal.

Sedang Hujan Di Ndoro Donker

Gambar
Kasihan Nak, kuda bayaran itu kehujanan, biarkan saja pulang dengan tuannya. Mari taat dengan traktiran Ibumu.

Loroblonyo Suka Fashion

Gambar
Illustrasi manis buat penggemar cinderamata Loroblonyo yang suka fashion.

Loroblinyi

Gambar
Setelah illustrasi bagi penggemar cinderamata Loroblonyo lewat, kini masih ada ponakannya yang mau lewat, Loroblinyi. Pekerjaan Loroblinyi meneruskan karier Loroblonyo. Ditempel pada gelas juga undangan pada sunatan pengantin atau lain-lainnya.  Sebagai cinderamata, ia tahan derita sebab mukanya sering direvisi.

Cinderamata Pernikahan Paling Nekad

Gambar
Cinderamata pernikahan paling nekad buat kalian yang cinta kau dan dia. Hanya illustrator beringas yang bernyali mengakomodir cinta mereka kedalam visual-visual cinta! Please, hanya Tuhan yang mampu memisahkan segitiga cinta mereka.

Sketsa Lawas

Gambar
Sketsa ini malah mengingatkan gedung UP Theatre yang berjarak lima ruko dari galeri ini. Yang istiqomah memutar ulang film lawas Indonesia juga drama film Bollywood. Terakhir pada tahun 2003-2004, lukisan yang masih bersetia pada baliho tayang masih wajah Mandra dengan filmnya Amrin Sedang Membolos. Sebelum itu, betah sekali menggantung judul film provokatif yang kaya erangan-erangan cinta, "Gairah Malam."  Oiya, parkir disini sekarang bayar. 

Berdoa di Kandang Buaya

Gambar
Mengelilingi adonan warna alam, merangsang saya melepas kemeja biar aduhai. Hasil olah cipta Dek Vinsen yang gemar menggores sambil piknik di kebun binatang. Semoga dikandang Buaya nanti, Dek Vinsen tabah. Buaya kalau lapar itu gampang tersinggung Dek Vinsen.

Setrika Jago Penghantar Silaturahmi

Gambar
Sketsa Pasar Triwindu. Ada setrika jago penghantar silaturahmi, yang sumber panasnya bisa pinjam arang tetangga. Pada arang-arangnya yang terpinjam, memantulkan kembali hubungan batin yang lama tidak saling sebut nama. Nama tetanggaku yang jadi RW malah saya lupa.

2016 Ketemu Ramadhan di Bulan Juni

Gambar
Harga lombok turun panggung digoyang kenaikan harga gula. Gara-gara kolak gedang yang digadang-gadang sebagai menu pemusnah dahaga, ditambah jumlah masakan pedas yang turun drastis pada bulan ini. Kepada segenap Petani Lombok dan Petani Tebu, “Selamat menjalankan kerukunan nilai-nilai kezuhudan lahir batin pada bulan yang penuh hikmat ini.”  Masa depan kolang-kaling masih woles, tidak ada demo-demo, seminar-seminar, apalagi twitwar. Mungkin juga pedagangnya pasrah atau bagaimana, kalian luar biasa!

Salam Kemirijahe

Gambar
Lepas dihajar, penjahat itu malah ditinggal ngibing dua pahlawan yang gemar senam dan berkostum ketat. Suasana hati penjahat itu dibuat cidera dengan jogedan yang dipertontonkan begitu bahagia sambil dada-dada. Mereka tega menari diatas melasnya pertaubatan para penjahat. Penjahat itu traumatis, butuh pendampingan kawan aktivis kemanusiaan yang independen untuk melawan ejekan Spiderman dan Superman yang sempaknya kedodoran. Semua suka cita itu ada dalam film Dariya Dil. Dan kalian jangan pusing memikirkan Superman dengan sepatu hitamnya yang bersemir klimis. Itu kearifan interlokal. Selamat menyimak. Salam kemirijahe.

Axl Irama

Gambar
GNR mengusung musik rock kaya melodi yang membuat fans jelita rela jadi tahanan cinta buta. Bahkan para jelita dikhawatirkan histeris terkena cipratan keringatnya Axl yang beraksi sebinal burung condor. Dari situlah Axl Roses mulai jenuh, merenungi keletihannya sebagai rocker.  “Kau tahu Slash? Kenapa menyanyi rock itu capek jasmani rohani?” Keduanya tidak akur, berdebat soal celana kolor sampai prinsip bermusik.  Tapi ada satu musik di Indonesia yang nggak pake capek meski b egadang. Para jelitanya tidak akan pernah bisa histeris, sebab vokalis juga fans memulai pentas dan mengakhirinya dengan doa-doa syukur. Axl Irama adalah nama hijrahnya. Ketik, Amin.

Keramat

Gambar
Peniru Bang Rhoma tak kehabisan akal begitu aksi Sonetanya selesai melempar lagu baru, film besutannya juga membuat sebagian kaum Hawa gemas. Gemas lihat akting Bang Rhoma yang mendesah saat bilang "Ah." Diluar fans, ada kawanku yang mengaku paling tahu isi hatinya Kurt Cobain dan paradigma musik grunge. Emosinya berubah sendu gara-gara judul lagu “Keramat” yang berisi tentang Ibu. Satu-satunya lagu yang membuat kawanku itu menangis adalah lagu dangdut dan bukan lagu grunge!  Ketika kawanku ingat Ibu, ciu campur Marimas mulai ditinggalkan. Dia mulai senang mendaki Lawu dan merbabu, rajin lari pagi tapi pulangnya naik angkot. Terima kasih Bang Rhoma, karya masa mudamu merubah kawanku memilih Ibu daripada ciu. Karya Bang Haji memang "Keramat."

Kamen Raida Takut Badak

Gambar
Sejak kamen Raida dikejar badak. Emosi saya terguncang, rasanya berat betul menerima kenyataan itu. Apa iya? Kamen Raida takut sama badak. Ah, sudahlah!

Fido Dido Gagal Move On

Gambar
Biar pagi ini tetep kece dan nggak memble. Doski kudu gaya. Tapi gagal move on. Fido Dido. Ilustrasi beken buat kaos 80-90an dll. Salam Nostalgila!

Urban Legend

Gambar
Menyenggol sosok urban legend yang tidak kenal bab taharah, mencatat makhluk Tuhan yang bukan hamba Tuhan. Populer dengan sebutan kuntilanak. Sebagai jin jahil, gayanya memprihatinkan dunia persetanan. Soal merawat rambut dia gagal, tidak sukses memperbaiki caranya ketawa dan attitudenya sangat buruk. Sebagai kurator jagad klenik, saya mencatat kemundurannya. Yaitu dalam perjalanan dramanya. Kehadirannya dinanti sebagai tontonan di bioskop, ditunggu sebagai bacaan cerita seram. Namun sayangnya, sebagai sosok demit dia tidak pernah jadi idola. Beda dengan Casper. Karena Casper hantu yang baik hati. Terima kasih.

Kami Tidak Takut Hantu

Gambar
Sebelum pagi tadi, ilustrasi lawas ini masih bersih tanpa arsiran. Dahulu kala untuk mengisi majalah anak-anak yang rajin bahagia. Dengan kejam, saya merusak kebahagiaan itu dengan arsiran dan ilustrasi tambahan yang gentayangan. Hantu ada dimana-mana. Kalau kalian takut, mereka tambah sibuk bekerja untuk menakutimu. Berikan masa depan suram bagi para hantu untuk merasakan nasib menjadi pengangguran yang cuma liburan, yaitu dengan kampanye ‪#‎ kamitidaktakuthantu‬ . Selain rajin bahagia, anak-anak juga ahli sebagai penakluk hantu.

Gembira Menanam Pohon

Gambar
Selamat siang Ibu Editor yang baik. Naskah “Gembira menanam pohon” sudah selesai saya gambar. Jika ada gambar yang tidak sesuai dengan naskah cerita mohon maaf. Saya tidak menerima revisi. Hidup itu kejam Ibu Editor, Terimakasih. -Illustrator kejam berdarah dingin.

Seniman Komik

Gambar
Mereka seniman komik yang melegakan selfie dengan replika karakter karangannya. Mulai dari buku ke film, sampai berserakan berupa merchandise, stationary, toys, bahkan game. Mereka tidak lagi pemimpi di jalan sunyi seperti awal mula mereka membual dengan kuas dan kertas. Sebab pada pencapaian intelektualnya berubah ramai - melibatkan banyak kalangan ahli dan industri. Dari penerbitan, periklanan, perfilman, sampai toko mainan. Di apresiasi terus oleh anak-anak jaman. Tapi ada satu soal yang membuat penasaran batin. Yaitu di saat mereka muda tapi berat bercinta gara-gara teror mertua, mengaku sebagai siapakah mereka ketika ditanya berulang-ulang? Kalau saya nyaris mengaku sebagai “Pembunuh bayaran yang kejam.”

Lelaki Melankolis

Gambar
Dibelikan istri berupa mainan Kamen Raida. Mainan ini saya elus-elus kepalanya dari luar kaca etalase. Seperti mengiba, ketika telunjuk saya berhenti mengusap. Pemandangan melankolis yang merubah istri turut memelas. Tiba-tiba saja, istri ke kasir. Membelikan mainan untuk suaminya. Oh, bekicot yang nempel didedaunan, sebegitu melaskah paras ini? Salam bermain dan menggambar! 

Jalan Sore

Gambar
Berhenti di Pasar Gede, semangkuk Tahok mampu menohok cita rasa lidahmu yang gagap kuliner tersebabkan sariawan. Jikalau sariawan itu adalah deritamu. Namun jikalau sengketa cinta adalah deritamu, semangkuk Tahok berdua sungguh mengobati itu. Tak perlu luka dan pengacara sebagaimana sengketa cinta pada layar kaca.

Rambut Mandarin

Gambar
Masih dengan model rambut Mandarin saat wisuda SMA. Terima kasih Bpk. Tukang Cukur Madura. Bakat bapak keren sekali!

Nona Vegetarian

Gambar
Disini sepi. Hanya kegaduhan kambing tetangga yang mengembik. Embikan sensual yang tidak dimengerti tuannya, seakan sedang memperebutkan cinta segi enam di kandang yang bersahaja. Ditambah lenguhan sapi yang menyayat hati bagi nona-nona vegetarian. Lautan bebek yang cerewet, semakin memisahkan keangkuhan kota dengan gaya sosialita yang mbelgedhez. Beberapa kawan yang berkunjung di desa kelahiran Nyonya Sri Lestari, hanya dua yang masuk kamera.

Lagu Keraguan

Gambar
Laki-laki yang menjadi Ayahmu itu senang menyanyikan ibumu dengan syairnya Dian Pramana Putra “Keraguan”. Kualitas suaranya bagaikan teluh cinta yang dilempar dukun asmara. Senyawa letupan petasan yang berganda. Tabahlah Nak, Mas Dian Pramana Putra adalah pencipta lagu yang pemaaf. Maafkanlah Ayahmu itu.

Pendekar Syair Berdarah

Gambar
Sebagai pendengar sandiwara radio Tutur Tinular karya S.Tidjab ditahun 80’an, saya terpengaruh karakter ‘Pendekar Syair Berdarah.' Dialah Arya Dwipangga, antagonis cinta yang hobi olah sastra sebelum adu kejam dengan kanuragan lawan. Sayangnya, dia tidak bisa melukis apalagi olah grafis. Cuma modal kejam dan bisa terbang. Dua hal itu, saya tidak mampu.

Singa Melankolis

Gambar
Itu dia Si Oni. Untuk ukuran Singa Afrika, badannya kurus dan selera hidupnya rendah. Selera hidupnya menyesuaikan tunjangan tempat dia bekerja sebagai representasi singa yang ceria kepada pengunjung TSTJ. Si Oni tidak ada waktu memikirkan jatuh cinta, sebab tetangganya onta dan kudanil. Rasanya Si Oni ingin bertukar nasib sebagai burung blekok yang berbulu rontok namun berpasangan. Atau sebagai kera yang bau badan namun gallant. Dia Singa Afrika yang sedang memikirkan masa depan.

Dunia Persilatan

Gambar
Menyentil dunia “kang auw.” Jurus “Tapak kerinduan yang memuncak” cukup menggelikan sebagai sebuah nama jurus yang mematikan. Kurang gahar, namun terkandung “chi” yang melumpuhkan hasrat selangkangan lawan saat menendang. Bermula dari konflik cinta dua pendekar yang terpisah selama 16 tahun. Dalam rentang itu, mereka memiliki cara jitu menjinakkan rindu dendam yang berubah syahwat. Yaitu dengan olahraga kungfu setiap hari. Hingga terciptalah “Tapak kerinduan yang memuncak” da lam kisah “sin tiauw hiap lu.”  Pujangga blogger menulis seperti ini, “ Bisa apa aku dihadapan rindu yang menggelinjang?” Sungguh! Itu tidak berlaku jika kalian pendekar.

Pak Tino Sidin

Gambar
Mengingat antara tahun 1989 ke 1990, acara Pak Tino Sidin berangsur mundur dari televisi. Padahal, gambar kiriman saya dari Palembang ke redaksi ‘Gemar Menggambar’ TVRI Jakarta belum sempat tampil. Sebenarnya saya bukan penggemar setia acaranya. Saya hanya menggoda! Tujuan saya cuma mau dibilang “Bagus” sama Pak Tino Sodin. Anak kecil yang benar-benar kampret.

Kamar Seram

Gambar
“Sangar Mas! Ada jubah gerak-gerak di luar kaca jendela!” Cerita dari kamar depan yang disulap menjadi kamar kos, dari mahasiswa yang dulu kos seorang diri disini. “Hm, itu belum seberapa,” sambil terkekeh, pengakuan saya tentang adanya “Trinil” malah mendatangkan konsekuensi yang menyebalkan. Setiap malam harus menemaninya tidur, saya dilarang merem sebelum dia duluan yang pulas. Sesudah itu, dengan berjingkat-jingkat, sayapun pindah ke kamar belakang. Begitu seterusnya, sampai dia pilih tidak pulang. Kejujuran adalah mata uang berharga, promosi kos seharusnya adalah “Masih ada kamar seram. Menyerah! Atau istiqomah!” Dari kamar kosong ini, “Trinil” hanya rindu suara mengaji. Mengharukan sekali.