Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

kelakar

Bergosip soal iblis Mantan abid paling cemerlang dihadapan malaikat Nasib keindahan rupa yang terlaknat lahir batin Terlempar sial dari kumpulan malaikat  Lihat ini, dada manusia adalah kantor ­paling hingar bingar bagi iblis bekerja Bahkan isi dadaku ini tempat iblis sibuk rapat Rapat yang memandang biasa tingkat-tingkat dosa

Dan Hari Ini Adalah Hari Pramuka

Gambar
Sebenarnya...saya memakai celana pramuka waktu itu. Dua minggu itu waktu tercepat menuju pernikahan, terhitung hari pertama bertamu. Sungguh tidak irasionil menurut jadwal edar majalah yang saya garap bareng tim redaksionil yang sentimentil.  Akhirnya tersisa dua hari untuk saya free (sebelum hari eksekusi). Undangan saya print biasa sebab waktu tidak memungkinkan saya untuk nggaya dan pethakilan . Sebelum besok, malam harinya baru dapat jas tanpa celana padu padannya. Saya merenungi celana pramuka di lemari dengan isi dada berkecamuk.  Simpan celana pramukamu. Sebagai bentuk siaga di hari pernikahanmu jikalau darurat. Save Pramuka.

Yuk, Kita Santai!

Gambar
Adakalanya keasyikan itu penting ditinggalkan, hobi diabaikan, kursi empuk dijungkir balikkan, semut-semut yang sedang menggilir kopi didiamkan. Dan menggantinya semua itu dengan mendengarkan celoteh anak, memasang alis galak kepada istri yang lupa mandi tapi berbalas senyum. Ekspresi cinta keluarga itu amalannya para pejuang. Bukan Jodha Akbar saja…:-D

Ilustrasi Ulang Tahun

Gambar
Asyiiik...!

Kopi Rasa Deg-Deg Plas!

Gambar
  Ini   cerita tentang join kopi. Waktu bujang dulu, pernah dibikinin kopi kayak gini ini sama temen. Yang bikin jantungan itu gaya menyajikannya, juga status singlenya. Saat kursinya mendekat, duduk sama tinggipun jadi berubah sungkan. Gara-gara rasa hormat dengan kawan sekantor itu, saya pilih ndlosor saja! :-D Setan kehilangan job waktu itu.  Join kopi kayak gini adalah cara minum kopi saya dengan kawan pendaki dulu. Dua gelas, dengan satu sachet kopi! Obatnya adalah menikah, mau join kopi model apapun bisa. Secangkir berdua dengan istri itu inspiratif! Silahkan pilih-pilih kopinya. :-) 

Jamaah Prihatin

Selesai membuat kopi pagi aku dan kawanku ngobrol sehari-hari, datang kawan dari ruangan sebelah , namanya Sastro . Dia langsung menebak kondisi kawanku yang mencitrakan dirinya sedang laku puasa Senin Kamis, mungkin saja sebab pantulan parasnya yang pucat dan nampak kurang kenyang. Bagian ini adalah ketidaktepatan kawanku yang gemar menempelkan mimik memelas pada saat dia berpuasa . Kalau kita renungi, berpuasa itu melekatkan kebahagiaan pada wajah, sehingga wajah-wajah orang berpuasa itu sumringah. Bukan wajah orang patah hati . “Wah! Sampean sedang prihatin kelihatannya, puasa Senin Kamis ya?” Sastro menebak kawanku yang menyimpan ekspresi kurang senang dengan ilmu tebak wajahnya.   Padahal kemarin itu , Kawanku sudah terkena tebakan yang sama seperti hari ini. Kalau yang ini bab puasa, yang kemarin soal kawanku berdzikir panjang selesai sholat . “Wah! Dzikirnya serius betul, k elihatannya sedang prihatin ini.” Tebakan tengah hari kemarin sudah gagal menyumb