Postingan

Menampilkan postingan dari April 6, 2018

WONG EDAN DI REPUBLIK WOLAK-WALIK

Gambar
Wong edan fundamentalis itu ketika gembira atau sedih, tetap saja kosong sorot matanya. Seperti tidak ada data-data lagi yang dipantulkan dari sinar matanya. Intuisinya kabur, yang tinggal hanya insting sebagai komandonya di alam kehendaknya yang bebas. Bisa-bisanya, wong edan fundamentalis musim sekarang sentimennya pada satu golongan saja. Apa wong edan fundamentalis bisa dimungkinkan untuk dipesan menggarap order? Jika itu memungkinkan, sopir dan kernet bis tidak perlu orang waras. Yang waras cukup penumpangnya.

FIKSI DI REPUBLIK WOLAK-WALIK

Gambar
Sesudah nilai-nilainya dikangkangi kemudian dikencingi, nasibnya esok mesti diajak bersolek kemudian diberi panggung, sebab agenda politik itu masih perlu gincu agamawan, konon katanya, politik itu tidak perlu etalase dan nilai-nilai religiusitas yang dianggap tidak inklusif dan privat itu. Tapi untuk jualan, bergincu pun pinjam dari etalase yang dianggap eksklusif biar meneduhkan.