FIKSI DI REPUBLIK WOLAK-WALIK


Sesudah nilai-nilainya dikangkangi kemudian dikencingi,
nasibnya esok mesti diajak bersolek kemudian diberi panggung,
sebab agenda politik itu masih perlu gincu agamawan,
konon katanya, politik itu tidak perlu etalase dan nilai-nilai religiusitas yang dianggap tidak inklusif dan privat itu.
Tapi untuk jualan, bergincu pun pinjam dari etalase yang dianggap eksklusif biar meneduhkan.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATANYA ORANG PINTAR

Solo Menurut Kartunis

Gembira Menanam Pohon