Magelang Dalam Sahibul Hikayat yang Singkat






Dahulu di kampung ini, baca tulis Al Quran didahulukan sebelum baca tulis lainnya. Soal folklor terbatas mendengarkan bualan. Maka profesi sahibul hikayat laris selepas sekolah diniyah. Remaja putri di sini hanya tahu baca tulis Al Quran, ceramah kyai dituliskannya kembali dengan arab pegon. Kaum ini hanya buta huruf alphabet saja. Beda praktik dengan kaum lelakinya yang memegang senapan hizbullah.

Setahun sekolah di sini, saya merasakan jurang itu. Anak Kelas 2 SD sudah membolak-balik Al baqarah, tentu saja buta huruf di sana sudah terpangkas sekolah inpres. Saat SD kelas 4, saya berbeda dengan yang lain. Saya baru mulai abatatsa dengan rasa malas.

Nah, bagaimana romantisme masa kecilmu di surau?

Magelang, Kedungsari. Ditulis 1437 H.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATANYA ORANG PINTAR

Solo Menurut Kartunis

Gembira Menanam Pohon