Jaga Rumah Setelah berlebaran


Dua malam ini sweeping sendirian di rumah Palur. Membiarkan kosong berhari-hari sama saja mengembalikan karakter lawas rumah ini, yaitu karakter seram. Baru masuk sendirian saja disergap hawa demit. Tetapi hawanya kembali lumrah dan homely selesai memberesi debu-debu kasur, dapur, dan lantai. Rumah ini cuma rindu suara mengaji saja, setelah itu akur.
------------------------------------------------------------------------------------
Okedeh, saya tinggal memburu nasi goreng dululah. Gudnait bro!




Ya begini ini kelakuannya kalau sendiri nggak ditemani Mbak Sri Lestari. Dari bakda isya sampai mendekati adzan subuh masih di luar. Merekam kegiatan pedagang pasar lalu tercenung sendiri, "Ngapain sih, Geng. Kurang kerjaan ya, malem sampe pagi nglayap nggak jelas, kamu tu tua ya sekarang. Harus sadar dong, kapan waktunya pulang ke rumah!" gertak suara-suara dalam batin saya.
--------------------------------------------------------------------------
"Sssttt! Aku sedang minum susu!" balasku.


Kelayapan diakhiri dengan subuhan di Masjid Agung Surakarta. Bagian ini kudu di-posting bray, biar nggak muncul dugaan kaum hawa kalau saya "kecantol mbok enom" di jalan.
-----------------------------------
Emang gue jemuran?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATANYA ORANG PINTAR

Solo Menurut Kartunis

Gembira Menanam Pohon