Manusia dan Anjing

Anjing pertamaku dulu berkelamin betina, namanya Charlie. Dolannya kurang merdeka sejak sering melahirkan bayi-bayi lucu akibat ulah anjing-anjing kampung yang mata keranjang. Prihatin dengan jumlah bapaknya yang absurd dan tidak satu ras, maka anakannya tumbuh dewasa bak model rica-rica menu pinggiran. Percayalah, anjing itu segolongan umat pemakan segala yang cerdas dan setia. Turut memakan apa yang dimakan tuannya. Dari siomay, mie instant, bakpia, dan es teler. Tak mengherankan bila bodinya kurus dan bulu-bulunya gagal mekar.
------------------------------------------------------------------------------
Itulah mengapa, meskipun tidak lagi memelihara, saya tidak bisa bersikap terbelakang dengan mencemooh asal kejadiannya sebagai anjing.
------------------------------------------------------------------------------
Mengambil hati anjing yang menyalak lebih mudah daripada mengajak akur dengan majikannya yang galak.
------------------------------------------------------------------------------
Sungguh rumit, manusia malah menjadi makhluk paling susah menerbitkan akal budi ketika merasa pintar.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATANYA ORANG PINTAR

Solo Menurut Kartunis

Gembira Menanam Pohon