Cinta Tidaklah Buta Karena Ia Mengindera




                   Tatkala perbedaan prinsip sebagai sebab terkuat bersatu atau berpisah.

Ketika orang memulai untuk mencintai pasangan hidupnya dalam kerangka menuju pernikahan, enggak perlu banyak alasan. Yang penting bersatu, just married. Tapi ketika orang memulai untuk berpisah, maka banyak alasan yang diperlukan untuk sebuah goal, yaitu perceraian.

Dulu, ketika periode hidupnya mulai terikat manis di awal pernikahan, perbedaan tak jadi soal. Masalah ekonomi, perbedaan agama, perbedaan prinsip hidup, perbedaan kultur pekerjaan, perbedaan latar belakang orang tua, perbedaan tingkat pendidikan, perbedaan life style, semuanya itu bukan alasan untuk tidak menikah – namun sebaliknya, malah menjadi alasan paling motivatif untuk bersatu sampai kakek nenek.

Ujung-ujungnya, angka perceraian yang di akibatkan karena masalah ekonomi, perbedaan agama, dan bermacam-macam alasan yang serupa diatas malah semakin nyaring terdengar. Romantisme sehidup semati di awal pernikahanpun, mlempem. Bercerai dengan alasan “perbedaan prinsip” dipaksakan menjadi alasan terkuat – padahal alasan “perbedaan prinsip”  ketika di awal pernikahannya, merupakan sebab terkuat terjadinya pernikahan itu sendiri!
 
Berbeda jika alasan perceraiannya adalah kekerasan rumah tangga dan perselingkuhan.

Jika kita mendambakan rumah tangga yang samara, maka ketika sudah memutuskan dengan siapa kita hendak menikah, otomatis harus sepaket dengan rasa tabah dan rasa bela ketika pasangan kita kelak menjadi juragan jerawat tanpa di rencana, menjadi gemuk tanpa permisi, menjadi tuli atau bisu, atau cacat oleh sebab yang lain, bahkan jatuh bangkrut. Tetaplah bela pasangan kita, kuatkan hatinya. Ketika kita menerima keindahan yang ada padanya, maka terimalah juga ketika sakitnya, terimalah juga ketika berubah kesegaran kulitnya, terimalah juga ketika berubah warna alisnya, hingga engkau menerima pula perubahan yang ada pada gigi-giginya. Sebelum datang rasa penyesalan yang begitu dalam, lantaran kita senantiasa menyalahkan kekurangannya melulu.

Sebelum pasangan kita sukses setelah melewati hal-hal yang tidak mengenakkan, mintalah maaf kepadanya. Tentunya kita akan menyesal telah mencelanya ketika jaman susahnya dulu. Sebelum dia pergi untuk selamanya, cintailah sebelum terlambat! Selamat menambahkan kadar cinta! Karena dia adalah pasangan terbaik dalam hidupmu yang singkat ini, juga rumah bagi anak-anakmu.  Karena pernikahan, memang dilakukan oleh dua orang yang berbeda prinsip yang bermuatan cinta, rela, dan bela. Unsur ketiganya itulah pintu gerbang hikmah dan kearifan. Itulah indera cinta!

 Salam menggores!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATANYA ORANG PINTAR

Solo Menurut Kartunis

Gembira Menanam Pohon