Renungan Pengantin Dan Semoga Bahagia :-)
Sebelum saya menyusul, satu demi satu kawan baik melenggang
naik ke pelaminan lebih dulu. Mereka mengakhiri masa bujangnya. Ketika turut melebur membersamai senyuman para
pengantin yang saya kenali itu, senantiasa merenungi, selalu saja timbul rasa harap
dan cemas yang menggelayuti jiwa yang dipenuhi titik hitam ini. Itulah raja’
wal khauf. Dan mendoakan kawan baik supaya bahagia, sudahlah pasti. Akan tetapi, harap-harap
cemas menunggu kapan giliran kita sendiri pastilah membuat hati ini tidaklah
tenang. Karena didepan itu, tinggal ada dua upacara yang harus dilewati. Tergantung
upacara mana yang lebih dulu. Perlulah bekal untuk melewati keduanya itu.
Setidaknya ada tiga upacara yang melekat dengan siklus hidup
kita ini. Upacara kelahiran, upacara pernikahan, dan upacara kematian, selesai.
Sebuah renungan yang membolak-balikkan makna kebahagiaan setelah datangnya
jodoh. Ya, kawan-kawan baik saya itu sudah melewati dua upacaranya. Upacara kelahirannya
dahulu dan upacara pernikahannya kemarin, tapi masih ada satu upacara lagi yang
belum, yaitu upacara kematiannya.
Alhamdulillah, sayapun kini sudah melewati upacara yang kedua
itu, yaitu: “per-ni-kah-an”. Terakhir, tinggal satu upacara lagi yang belum dilewati. Apa itu? Apalagi kalau bukan upacara, “ke-ma-ti-an”. Semua senyuman terindah pengantinpun bolehlah terkembang dihari kebahagiannya, sayapun begitu. Walaupun
kelak hanya tinggallah foto lapuk yang terbingkai kusamnya debu dan masa lalu
yang tak mungkin kembali. Akan tetapi, lewatilah semua siklus hidup ini dengan optimis,
enggak boleh pasrah. Berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebelum kita sampai ke sesi
upacara terakhir kita.
Saya masih ada agenda untuk menghadiri undangan pernikahan bulan
depan, dari kawan, tetangga dan juga family. Tapi sebaliknya, saya lebih dulu sering
dilewati upacara kematian disana-sini, akibat sakit tua, kecelakaan, atau
komplikasi. Terkadang juga, saya turut sebagai pelayat. Dan tatkala giliran saya tiba ,
sayalah yang dilayat. Maha benar Allah dengan segala firmanNYA. Berpisah
dengan pengantin kita di dunia ini sudahlah pasti. Mengembara sendiri berharap maghfirahNYA.
“selamat ya bro, semoga Allah menghimpunkan kalian berdua
didalam kebaikan, barakallah ya!”, terkenang doa seorang kawan ketika saya
menjadi pengantin dadakan. Optimis dan merenungkan nilai kehidupan,
*Jdeng?!!...Wah, setelah upacara pernikahan saya ini, artinya tinggal satu upacara lagi yang masih tersisa untuk saya! Upacara kematian! Ghaib bagi anda dan saya.
*Jdeng?!!...Wah, setelah upacara pernikahan saya ini, artinya tinggal satu upacara lagi yang masih tersisa untuk saya! Upacara kematian! Ghaib bagi anda dan saya.
Semoga bersuka cita seluruh pengantin yang mengingat ketetapanNYA, salam menggores!
Komentar
Posting Komentar