Era 70an dan 80an Pak Tino Sidin Seleb di Masanya
Gambar jari cuma 6 atau 4 pokoknya baguuuusss...
Di TVRI tahun 1988/1989 saya masih merasakan denyut-denyut semangat terakhir saya mengikuti acara gemar menggambar yang di asuh oleh Pak Tino Sidin. Dulunya saya lumayan setia dengan acaranya sampai-sampai almarhum papi saya memotivasi saya untuk menggambar dan beliau mengirimkannya via pos supaya masuk ke redaksi gemar menggambarnya Pak Tino sidin. Setiap karya anak yang berhasil tampil di acaranya selalu mendapat pujian dari Pak Tino Sidin yang khas ’yak…baguss…’ dan semua anak di masa itupun pasti pernah menirukan jargonnya. Memang tidak salah, setiap anak seusia saya yang sehobi selalu ingin mendapatkan pujiannya.
Padahal di tahun 1988/1989 saya masih menghuni ruang kelas 2A alias bersekolah di SD XAVERIUS III Jl. Urip Sumoharjo Palembang. Tetapi di layar kaca TVRI…video klip lagu ‘Aku Suka Kamu’ yang ngehits banget di bawakan Trio Libels berhasil sukses mencuri perhatianku dan melupakan penantianku terhadap gambar donal bebekku yang tidak muncul di acaranya Pak Tino Sidin. Di kemudian hari saya susulkan karya-karya gambar yang berbeda untuk berlomba di bazar yang di sponsori yayasan kanisius beberapa kali tapi berkali-kali juga kalah terus, dan ibu guru wali kelas yang interest banget dengan semangatku membesarkan hatiku dengan senyumnya. Akhirnya meja belajar Olympic gambar voltus 5 yang aku incar sebagai juara pertama tidak berhasil saya dapatkan, seingat saya…saya pulang di antar papi dengan menangis karna sebel tidak juara apa-apa. Sentimentil anak SD yang berlebihan.
Siapakah Pak Tino Sidin yang bergaya dengan baret seniman dengan kacamata model profesor 70-an? apakah dia memang profesor? tukang servis kacamata? penjual baret?
Atau merangkap ketiga-tiganya? Pada jaman itu memang belum muncul istilah seleb. Nah, Sang Pecinta goresan anak itu lahir di Tebingtinggi pada 25 November 1925. Merupakan seniman akademikus jebolan Akademi Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta, akademi itulah yang kelak menetas menjadi ISI (Institut seni Indonesia) Yogyakarta hingga sekarang. Pak Tino Sidin menutup usianya pada tanggal 29 Desember 1995 dalam usia 70 tahun, seingat saya…waktu itu dunia pertelevisian mulai modern karna hadirnya RCTI 3 tahun yang lalu yang hanya bisa di jangkau oleh parabola dan itu saya masih kelas 6 SD di tengah-tengah euforia remaja SMA mengkoleksi kaset dewa 19 album ke 2, saya malah mencukupkan selera dengan tontonan anak-anak yaitu Satria Baja Hitam produksi NHK Jepang sebagai tontonan nomor wahid. Pak Tino Sidin ialah pelukis dan guru gambar yang terpopuler dengan acaranya di stasiun TVRI era 80-an, yaitu Gemar Menggambar. Dalam acara yang di asuhnya "pak Tino" memiliki jargon yang kemudian terkenal yaitu , "Bagus!"…sekalipun gambar jari jumlahnya 6 atau 4 tetap mendapatkan pujian yang sama dari Pak Tino Sidin. Luar biasa! sebuah upaya membuat anak-anak Indonesia tetap tersenyum gembira dan tidak patah semangat dengan hasil karya meraka.
Pekerjaan yang menyenangkan…salam menggores! (ageng)
pernah punya buku pak tino sidin sewaktu SD saya dulu, seneng rasanya. angka 1 jadi gambar rumah.. angka 2 jadi kelinci.. begitu juga huruf.. seneng sekali bisa pamer sama teman - teman saat itu.. sekarang ada gak ya buku itu.. buat anak saya...
BalasHapuskalau yang sudah langka begitu bisa jadi ketemunya dipasar buku loak kali ya mas, tempatnya kutu buku berburu naskah lama:-)
BalasHapus