Selesai membuat kopi pagi aku dan kawanku ngobrol sehari-hari, datang kawan dari ruangan sebelah , namanya Sastro . Dia langsung menebak kondisi kawanku yang mencitrakan dirinya sedang laku puasa Senin Kamis, mungkin saja sebab pantulan parasnya yang pucat dan nampak kurang kenyang. Bagian ini adalah ketidaktepatan kawanku yang gemar menempelkan mimik memelas pada saat dia berpuasa . Kalau kita renungi, berpuasa itu melekatkan kebahagiaan pada wajah, sehingga wajah-wajah orang berpuasa itu sumringah. Bukan wajah orang patah hati . “Wah! Sampean sedang prihatin kelihatannya, puasa Senin Kamis ya?” Sastro menebak kawanku yang menyimpan ekspresi kurang senang dengan ilmu tebak wajahnya. Padahal kemarin itu , Kawanku sudah terkena tebakan yang sama seperti hari ini. Kalau yang ini bab puasa, yang kemarin soal kawanku berdzikir panjang selesai sholat . “Wah! Dzikirnya serius betul, k elihatannya sedang prihatin ini.” Tebakan tengah hari kemarin sudah gagal men...